Selasa, 12 Mei 2009

Pasar dalam negeri lebih menjanjikan?

Disaat para pengusaha UKM ingin menjual produk/jasanya ke luar negeri alias go international, Muhamad Harris SH justru berpikir sebaliknya. Baginya pasar dalam negeri ternyata jauh lebih menggiurkan. Apalagi disaat masa krisi global seperti sekarang ini, menyasar pangsa pasar dalam negeri adalah strategi jitu untuk menghadapi masa krisis. Dengan strategi itu, pengusaha UKM yang memproduksi berbagai souveneer dan handycraft dari bahan pelepah dan daun pisang seperti box untuk batik, box untuk acara serah serahan, box kado, figura, frame sampai tempat pernik pernik ini, dapat meningkatkan jumlah omsetnya.

Produk Ekspor
Muhamad Harris memang bukan pemain baru dalam produk ekspor. Lebih dari enam tahun , hampir semua produknya dipasarkan di luar negeri. Produk handycraft dengan nama 'Belido' cukup dikenal di negara negara kawasan Asia Tenggara hingga ke Taiwan. Produknya ini disukai karena kualitas dan harganya dapat bersaing dengan produk produk dari negara Vietnam dan Cina.

Menjual produk ke luar negeri memang tidak mudah, selain harus memiliki relasi dan networking yang luas, mereka juga mensyaratkan kualitas produk yang sangat baik. Quality Control yang mereka terapkan sangat ketat sekali.

Memang menjadi impian bagi sebagian besar UKM kita untuk dapat menjual produknya ke luar negeri. Tetapi selain menguntungkan, haltersebut bukanlah tanpa resiko. Bukan cerita baru pula jika sebagian UKM mengalami kerugian yang tidak sedikit karena berbagai hal, termasuk masalah Quality Control ini. Tak heran banyak barang sisa eskport reject-kan yang kita jumpai di pasaran yang dapat kita beli dengan harga miring.

Mengalami kerugian juga pernah dialami pengusaha asal Sukoharjo Solo kelahiran Palembang yang memiliki tempat usaha Jl. Sili No 8 Darmosari, Gayam , Sukoharjo Jawa Tengah ini. Suatu saat kliennya dari Taiwan memberikan order dalam jumlah yang cukup besar. Bahkan bila dihitung hitung, keuntungannya sangat menggiurkan, walaupun proses produksi memakan waktu berbilang bulan lamanya. Tanpa pikir panjang lagi dengan modal kepercayaan, ayah dua anak dari istrinya Nia ini, langsung menerima order dan mengerjakan. Setelah selesai sebagian ia segera mengirimkan barangnya menggunakan kontainer. Sebulan, dua bulan, tiga bulan dan tunggu punya tunggu, si klien belum melakukan pembayaran juga. Sementara itu, bahan baku untuk produksi pengiriman kedua sudah disiapkan. Melihat gelagat yang kurang baik, akhirnya ia membatalkan produksi order tersebut. Satu kontainer barangnya hilang ...



Pasar Dalam Negeri
Mulai dua tahun belakangan ini, Belido mengalihkan pasarnya ke dalam negeri. Pendekatan dengan target market alias pasar dalam negeri mulai dilakukan. Harris masuk dalam komunitas para pengrajin batik. Diharapkan, produknya menjadi box pembungkus batik dari Semarang, Solo, Pekalongan, Yogya hingga Bali. Karena bergabung tersebut, secara tidak disadarinya, ia mulai tertarik menjadi pengusaha batik. Batik yang menjadi pilihannya memang berbeda, dia menjual batik -batik dari Klaten atau batik Madura.
Ternyata dengan jumlah penduduk yang 230 juta jiwa, pasar dalam negeri adalah pasar luas yang sangat menjanjikan. Baginya lebih mudah menggarap pasar dalam negeri, selain pembayaraan yang tepat waktu, harga yang terjangkau dan juga kualitas tidak terlalu bermasalah. Keuda hal itu memang menjadi competitve advantage produk produk Belido.
Selain itu Harris menambahkan " Pasar dalam negeri jauh lebih okeh, malah saya .. merasa bangga menjadikan produk dalam negeri menjadi raja di negeri kita sendiri".


Gagal? Alhamdulilah!!
Kerja cerdas dan hati ikhlas adalah landasan kerja pria berusia 35 tahun ini dalam menjalankan bisnis. Selalu berfikir positif dan usahakan selalu berteman dengan mereka yang berpikiran sama. Suatu hari temannya pernah mengalami kerugian besar dalam bisnisnya.. dan ketika di tanya , dia menjawab.. "Alhamdulilah....saya gagal...!"
"Lho kok gagal malah alhamdulilah? " Ya...kalau Allah menjatahkan saya gagal lima kali, berarti jatah saya tinggal empat kali lagi, sisanya pasti saya sukses.." Itulah contoh orang yang senantiasa berfikir positif.. Yuk mari jadikan produk kita raja di negeri sendiri, Harris sudah membuktikan itu.

Mang Odon - 10 Mei 2009